To the interesting me by the end of 2023

-

 

This photo was taken in one of uphill cafeteria in Dholo

Okay, uhm! To be honest, I'm feeling a bit awkward writing on this page right now. Looking back at my past writings, they're all really different. You might notice that lately I've been using English in most of my writing, including captions for my Instagram photos, stories, and even on other social media platforms. I've been learning English intensively for about 3 years now, so you could see that I use it a lot. Please bear with me, okay! But don't worry, I won't forget Bahasa, of course! You'll still be able to see my writing in Bahasa. I'm currently working on some projects. Please stay tuned!

Enough with the small talk! Let's dive into who I was by the end of 2023. This story stems from my journaling challenge in 2023.


Most people perceive me as having a laid-back vibe, but once you get close to me, you'll discover I'm truly a loving and caring person with a soft heart. Hehehe. I'm quick to become attached to things, to laugh, or even to shed a tear. That easy.


I suppose I have many captivating facets. According to someone close to me, I'm a woman of passions and interests.


There was a time when I tried to be someone else. Sometimes, I'd feel insecure or discouraged. I even considered becoming more cheerful, like the sanguine types—bright as sunlight and friendly. But I failed. I couldn't do it. Turns out, I'm the happiest for just being myself. I find that amusing. Hahaha. Why bother trying to be someone else? I certainly don't need to! I might be a bit crazy. It's already complicated enough being me, let alone trying to be someone else. So, that's me!


To tell you more, I'm actually quite complex. I tend to think and contemplate a lot. Like A LOT!!! I usually make up my mind before taking action, or else I'll end up feeling lost in the middle of a decision.


Okay, hold on, I'm a bit hesitant to discuss this, but I guess it's okay. At that time, I began pondering my standards for marriage. And it turns out... I think I have very high values and standards(?). Perhaps it's because I've had many conversations about marriage and future life with various people. Consequently, I've developed these thoughts. However, I'm still in the process of making up my mind about it. Just be patient! The time will come.


So, what do you think? Are these aspects of me interesting?



Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tentang Kamu

-
Masih ada rasa yang tertinggal. Matanya tak bisa berkhianat, walaupun ia dingin sedingin kristal, tapi matanya masih tetap hangat. Sehangat belaian rindunya tempo hari. Mata. Iya, mata. Sumber dari segala rasa. Kau, apa kabar? Aku tak pernah menganggap sesuatu di antara kita selesai. Kupikir tak pernah selesai. Kau dengan pandainya menggantung rasamu. Sedang aku? Rasa itu terseret-seret. Berserakan. Kau tahu, dengan gigih aku berusaha membunuh setiap butiran rasa yang mencuat. Menikam mereka setiap kali menganga. Tapi satu hal, sakit. Apa sesakit ini? Apakah sesakit ini terkahir kali kau berusaha menikam rasa rasa itu? Bagaimana rasa sakitnya ketika kau menyadari kehadiranku, tapi kau menihilkanku? Bagaimana rasanya menahan segudang keinginanmu untuk menyapaku? Ah, sakit sekali. Tak sanggup kulukiskan bait bait elegi itu ataupun bait yang lain. Penerimaanku atas hadirmu di depan pintuku tak pernah sederhana. Namun, dengan tulus kau ajarkan bagaimana sebuah penerimaan itu. Kemudian ak
Read more

I Hear Your Voice (2)

-
“La, jangan diulangi lagi. Tidak seterusnya kau menjadi orang yang kuat. Tak ada salahnya sekali kau menjadi orang yang lemah. Kau juga butuh orang lain, La.” Nasihat dari Pras menutup pertemuan ku dengannya di suatu waktu. Sekali lagi, Pras seperti bunda saja. Apa yang salah dengan caraku hidup? Asal Pras tahu, aku adalah orang yang paling lemah di antara orang yang ia temui. Semua yang ada di luarku hanyalah tabir. Oh, aku begitu jujur. Mungkin itu alasan Pras peduli padaku akhir-akhir ini. Tapi aku tak pernah suka menjadi lemah. Bagaimana mungkin aku berburuk sangka pada Pras. Atau mungkin Pras.. Ah, sudahlah. Seorang gadis memang pandai berasumsi. Pagi ini Pras berjanji mengantarku ke pusara bunda. Pras menjadi salah satu dari sedikit orang yang tahu kalau bunda sudah pergi. Namun, setelah dua jam menunggu Pras tak kunjung terlihat ataupun deru knalpot motor Pras juga tak terdengar. Oh, mungkin Pras lupa, atau ia tertidur, atau ia sengaja melupakanku. Wahai, Pras juga manusia
Read more

Ilmu di Setiap Langkah Kaki

-
"Ternyata belajar di bidang ini susah" "Ya, mana ada belajar yang nggak susah. Kalau mau nggak susah ya nggak usah belajar." "Iya sih, tapi..." "Tapi apa? Kau harus bisa membuat dirimu bertahan. Tumbuhkan motivasi dari dalam diri dan bangun juga dari luar." Secuil perckapan, di sela-sela langkah kaki. Bisa-bisanya kata-kata itu keluar dari mulutku. Sok banget. Emang yang ngomong udah nglakuin? Sepertinya belum. Bahkan serasa kacau, hari-hari di akhir semester ini. Astaghfirullah :( Motivasi. Btw, Dimana kamu? Bahkan menumbuhkan motivasi diri saja masih susah, tapi berani ngomongin orang lain. Ya, lebih baik daripada aku terpuruk dan orang di sekitarku juga sama terpuruknya . Jangan! Bagaimana, Indonesia maju kalau generasinya terpuruk? Cukup aku. Hah, siapa juga yang mau terpuruk? Emang dasar setan aja gangguin terus. Lah, kok mau digangguin? Oke, berarti harus bangkit. Lah emang betul. Bangkit. Sudah lupakah trimotto Insan Cendekia? Trimot
Read more