Posts

Showing posts from July, 2016

Rindu Itu

Image
Kenapa rindu selalu terhubung dengan sepi dan rasa sakit? Oh, aku belum berdamai dengan hatiku. Tidak. Sekarang pun di tengah keramaian ini terasa begitu sepi. Harusnya wajah ini terlukis lengkungan halus yang mengembang. Desir angin pun harusnya terasa seperti semilir menyejukkan. Harusnya nada-nada itu menari riang. Tapi tidak. Ketika melihat wajahnya menjadi sesak tak tertahan. Kalut tak karuan. Sakit, entah sakit di sebelah mana. Hanya tak menentu, begitu saja. Bagaimana semua hanya begitu saja? Rindu itu mengakar terlampau kuat. Dimana akal sehat? Merasa diri sediri seperti gila? Ah, tidak lucu. Nampaknya aku sangat tak tertarik dengan canda tawa. Ketika melihat wajahnya seperti nada nada berhenti mengalun. Semilir angin tak lagi seperti semilir. Tapi membelit hingga melilit. Hati ini terlilit. Hebat dia, si angin kerinduan.  Diri ini payah. Aku payah. Lagi-lagi diri ini tersesat. Goyah beberapa saat. Oh, bukan! Bahkan hingga detik ini. Hingga saat ini. Ketika mel

I Hear Your Voice (2)

“La, jangan diulangi lagi. Tidak seterusnya kau menjadi orang yang kuat. Tak ada salahnya sekali kau menjadi orang yang lemah. Kau juga butuh orang lain, La.” Nasihat dari Pras menutup pertemuan ku dengannya di suatu waktu. Sekali lagi, Pras seperti bunda saja. Apa yang salah dengan caraku hidup? Asal Pras tahu, aku adalah orang yang paling lemah di antara orang yang ia temui. Semua yang ada di luarku hanyalah tabir. Oh, aku begitu jujur. Mungkin itu alasan Pras peduli padaku akhir-akhir ini. Tapi aku tak pernah suka menjadi lemah. Bagaimana mungkin aku berburuk sangka pada Pras. Atau mungkin Pras.. Ah, sudahlah. Seorang gadis memang pandai berasumsi. Pagi ini Pras berjanji mengantarku ke pusara bunda. Pras menjadi salah satu dari sedikit orang yang tahu kalau bunda sudah pergi. Namun, setelah dua jam menunggu Pras tak kunjung terlihat ataupun deru knalpot motor Pras juga tak terdengar. Oh, mungkin Pras lupa, atau ia tertidur, atau ia sengaja melupakanku. Wahai, Pras juga manusia

I Hear Your Voice

Berasa ngga asing sama judulnya? Iseng aja akunya ngambil dari salh satu judul drama korea yang diperanin sama si aktor terkenal Lee Jong Suk yang sekarang lagi sibuk syuting drama terbarunya 'W' duh, update banget yaa.. eh eh kok jadi ke Jong Suk sih, nih nih itu judul buat apa? Karena kuberhasil selesaikan satu cerpern-duh sampe typo- (cerpen) yang pasti karena inspirasi. Kepoin terus inspirasi inspirasi di kotak ini :) emmm..yang satu ini inspirasi dari seseorang yang suka datang dan pergi beberapa saat menetap di hati yang kemudian memberi arti-eh eh apalagi deh- yang pasti kisah ini datang dari seseorang yang menginspirasi. Siiiaaat tokoh, latar, kejadian dalam cerpen disini hanyalah fiktif belaka :D Happy Enjoying :) Semburat merah di langit sudah menyembunyikan sang bintang terbesar. Menyisakan kehangatan-sisa-sisa panas dari cahaya matahari-seharian ini. Peluh sudah mulai berhenti meluruh. Tak lagi seperti tadi siang, ketika keringat menetes deras di setiap langkah

Senandung Elegi

Sakit! Tatkala daku tahu Dikau bak siang ditelan malam Oh, bukan bukan Dikau entah dimana, menghilang tanpa bekas Oh, bukan bukan Nampaknya luka itu membekas Oh, bukan bukan Entah luka atau apa Yang pasti namamu terukir jelas Ah senandung elegi itu memuakkan Membuat diri semakin nista Dikau hilang ditelan gerhana Oh, bukan bukan Dikau hilang bersama senja Menyisakan kehangatan yang menyiksa Nista nista Hanya caci maki diri tersisa Bergelut dengan sajak syair elegi Tak lain tak bukan Luka itu menganga yang kemudian disiram cuka Kata kata tiada makna, hampa Ah, apa daya Mungkin tak ada lagi sudi untuk berlabuh Atau sudah tak ada lagi tambatan untuk jangkarmu Ah, sudahlah Kisah ini nista  Tapi tak ada sedikit pun dusta Beginilah daku dengan segala kenistaanku Tak pernah bisa sempurna Tanpa ada indah rangkaian kata Oh, bukan bukan Rangkaian kata itu indah Tapi apa? Hampa! Dikau tak lagi ada acuh Karena semua bersisa peluh Da