Playing As Victim

[Playing as Victim]

Hai Sahabat Inspirasi:) jumpa lagi dengan saya, hehe. Udah pada nggak asing dengan istilah diatas? Atau masih ada yang bertanya-tanya, apa sih maksudnya. Atau mungkin ada yang nanya, kenapa saya mengangkat tentang ini di sini. 

Jadi, sepagi tadi saya sempat berdiskusi via Whatsapp bersama teman saya. Diskusi berjalan seru, karena ternyata kita memiliki pandangan terhadap beberapa masalah yang terjadi di lingkungan sekitar. Sebenarnya diskusi cenderung menganalisis perilaku, tapi semoga bukan ghibah, yaaa hehe. InsyaAllah selalu ada hikmah yang bisa diambil. Dan, tentunya saya banyak mengambil pelajaran dari diskusi sepagi tadi. 

Coba amati gambar di bawah ini :)


Sumber : https://www.bestwallpaperhd.com/withered-coneflower.html


Ada yang mau mengutarakan pendapat setelah melihat bunga pada gambar? Si Withered Coneflower itu sedang ada dalam tahap layu. Entah dia mulai kehabisan tenaga untuk tetap mekar atau ia layu karena anggota tubuhnya dicederai. Coba kita bayangkan jika semua bunga di kebun kita layu atau mati. Prihatin? Tentu saja harusnya. "Kenapa mereka layu? Padahal jika mereka semua mekar kebun ini akan indah." 

Bentuk respon yang muncul adalah perhatian. Kenapa saya membawa kalian-sahabat pembaca-sampai jauh-jauh ke 'perhatian' padahal kita sedang akan membicarakan tentang Playing as Victim? So, jadi ini dia. Setelah saya menganalisis hasil diskusi sepagi tadi, saya bisa memahami jika orang yang selalu playing as victim adalah mereka yang selalu merasa dalam keadaan terendah dalam hidupnya. Seringkali ia berada dalam lingkaran masalah tapi jarang sekali mampu keluar dari lingkar masalah itu. Kenapa? Kenapa mereka sulit keluar dari sana? Karena ia akan terus menyalahkan keadaan atau bahkan menyalahkan orang lain tanpa melihat kepada dirinya sendiri. 

Seringkali playing as victim ini dilakukan tanpa kita sadari. Pelaku playing as victim jarang menyadari jika ia berada dalam posisi ini. Ia tidak akan pernah menemukan titik 'lega' dalam menghadapi masalahnya. Karena mereka akan selalu merasa bahwa dirinya dirugikan disini. Mereka selalu merasa bahwa dirinya paling 'menyedihkan'. Ada satu ungkapan dari teman saya tadi, "Mereka nggak sadar kalau yang ada dalam posisi dan kondisi serupa ada banyak yang lainnya."


Lebih buruk lagi, ketika para pelaku playing as victim ini berusaha melibatkan banyak yang lain dalam lingkaran masalahnya. Maksudnya bagaimana, adalah ketika ia berusaha memanipulasi keadaannya sehingga orang lain akan berempati kepada dirinya, padahal fakta tidak demikian. Pastinya, ia akan membuat orang lain percaya bahwa ia 'korban' dari permasalahan yang terjadi. 

Tidak lagi berusaha menyelesaikan masalahnya, pelaku playing as victim tidak akan menyelesaikan permasalahan yang ada. Ia berusaha menciptakan itu sebagai 'drama'. Saya jadi teringat, ada senior yang seringkali menasihati dengan kalimat ini "Jangan suka menunjuk orang lain, sedangkan kita punya empat jari lainnya menunjuk diri kita sendiri."

Jadi, apa hubungannya dengan paragraf pembuka saya? Berdasarkan kesimpulan yang saya buat, ternyata para pelaku playing as victim ini sebenarnya membutuhkan perhatian lebih dari yang lain. Mereka melakukan ini karena merasa dirinya tak nampak, merasa dirinya kecil dan tidak diperhatikan. Tapi bukan berarti hal ini menjadi sebuah hal yang wajar, ya!


Mari kita bijak dalam bersikap. Mari bijak dalam menghadapi permasalahan. Jangan biarkan ego menguasai diri kita, hingga lupa bahwa masalah ada untuk bisa diselesaikan.Dengan demikian, evaluasi diri menjadi hal yang sangat penting untuk mengetahui 'ada dimanakah' diri kita saat ini. Stay Positive! Karena menjadi 'kontra' selalu memerlukan energi lebih besar.

Being adult is all about manner. 

Sepertinya ini ujung pembicaraan kita. Sampai jumpa di bincang-bincang yang lain. Semoga bermanfaat. Selamat bersinar di jalan kalian masing-masing :)










Comments

  1. Sangat menyentuh atau lebih tepatnya menyentil 😆

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tentang Kamu

I Hear Your Voice (2)

Ilmu di Setiap Langkah Kaki