Ketika Semuanya Terkisah

What a Day!! Should I turn back? Sampai detik manakah aku harus berbalik? Hahaha...jika aku sanggup. Bahkan aku tak pernah tahu apakah aku sanggup hanya untuk menatap masa depanku. Semuanya begitu rumit. Terlalu rumit bagi sebuah kisah seorang remaja yang harus bersiap menapaki kedewasaan. Apakah memang harus serumit ini? Bukan hanya rumit bahkan mereka juga semu. Aku memang tak pernah tahu kapan perasaan itu ada. Yang aku tahu perasaan itu tak pernah sirna walau waktu banyak berlalu. Bahkan aku juga tak tahu dari mana kekuatan itu sehingga aku bisa bertahan hingga usia ini. Biarlah perasaan itu terpendam. Kuharap ia tak pernah protes terhadapku yang bersikeras memendamnya. Yang kutahu semua akan menjadi lebih rumit jika itu terungkap. Perasaan itu terungkap. Biar saja semua mengalir apa adanya, hingga semua indah pada waktunya. “Hey! sampai kapan kau terus seperti ini?” tanya Kania tiba-tiba membuyarkan lamunanku. “Apanya yang seperti kau maksud Kani?” tanyaku balik berpura-pura tak mengerti. “Memang susah bicara denganmu Key. Bosan aku jika kau terus berdalih.” gerutu Kania teman satu flatku. “Hmmm...gimana ya Kani, aku benar-benar tak tahu harus bagaimana. Kau hanya terus mendesakku tanpa memberi saran. Semua hanya masalah waktu.” jawabku. “Waktu lagi, sampai kapan kau mau terus-terusan digerogoti gelar akademis itu? Jika saja...” Kania mulai mengandai. Dan sekali ia mengandai bisa saja ia tak berhenti. “Hmmm..mulai lagi kan. Tak baik terus berandai-andai Kania. Kau tahu itu. Sudahlah Kani, bila waktunya tiba tentu akan tiba. Kau hanya dukung aku aja ya, aku juga akan terus mendukung dan terus berdoa untukmu. Semoga pernikahanmu bulan depan berjalan lancar.” jelasku. “Amiiin.” balas Kania. “Tuh kan, ujungnya pasti aku yang harus kalah darimu Bu Insinyur.” To be continued-By: Najatul Ubadati. Special note for my beloved Dewi Q. A'yun

Comments

Popular posts from this blog

Tentang Kamu

I Hear Your Voice (2)

Ilmu di Setiap Langkah Kaki