Perkusi Joyo Pranoto
Bertahan tanpa alasan memang tidak pernah mudah Namun melepaskan juga bukan sebuah hal yang tak susah Setiap keping memori kala itu masih melekat dengan baik. Tersimpan rapi di memorangium salah satu lobus otakku. Lebih gembira lagi setiap kedua ban sepedaku menapaki Joyo Pranoto. Perkusi-perkusi menyambutku dengan sukacita. Kemudian, senyumku melengkung indah. Kemudian, ingatan mulai melambung. Kepingan film-film di otakku mulai berputar. Mengulas satu persatu kejadian yang kualami seharian ini, bisa jadi kejadian kemarin, sehari yang lalu, ataupun hari itu. Ya, hari itu. Kepingan film-film otakku tak ada lelah memutar kejadian hari itu. Joyo Pranoto dan perkusinya. Mengusik indah kegiatanku untuk sejenak menikmati perkusi-perkusinya. Semakin deru perkusi melambung ke langit, s...